Senin, 29 Oktober 2012

Hang Out, Yuk! (Part 1)

Hai, hai ^^

Wah, udah lama nih gak update. Nah, kali ini aku mau ngajak jalan-jalan, nih! Tapi yang pasti bukan ke mall, bukan pula ke cafe. Bukan, bukan. Kita akan ke monumen-monumen bersejarah yang ada di Indonesia.

Nah, gimana? Masih mau ikutan? Kalo masih mau ikutan, baca yuk update-ku kali ini tentang monumen-monumen bersejarah di Indonesia!

1. Monumen Pancasila Sakti
 

Siapa sih, yang nggak kenal monumen ini? Pastinya semua orang Indonesia tahu dong, monumen bersejarah yang terletak di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur ini. Monumen ini didirikan atas gagasan presiden ke-2 kita, Jenderal (Purn) H. Muhammad Soeharto.

Tentunya, buat yang nggak melupakan sejarah nasional, masih ingat kan dengan G 30 S / PKI? Itu lho, peristiwa berdarah di mana PKI membunuh setiap jenderal-jenderal AD yang dianggap menghalangi tekad mereka menanamkan ideologi komunis di Indonesia. Nah, monumen ini dibangun untuk memperingati tragedi itu.

Di kawasan monumen ini, terdapat sebuah sumur tua. Di sumur tua itulah mayat-mayat jenderal-jenderal tadi dibuang. Duh, ngeri ya? Kata guruku yang berkunjung ke sana, bau darahnya masih tercium. Hii....

Berkas:Lubang Buaya.jpg

Tak jauh dari sumur tua, terdapat rumah penyiksaan, tempat di mana jenderal-jenderal tersebut disiksa sebelum akhirnya dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur tua tadi. Di dalam rumah tersebut, digambarkan diorama aksi sadis PKI yang menyiksa jenderal-jenderal yang masih hidup. Duh, waktu aku ke sana untuk pertama kalinya, aku masih bisa ngerasain aura penyiksaan dalam rumah itu. Merinding deh... :o

Tak hanya rumah penyiksaan. Di sana juga terdapat pos komando dan dapur umum yang digunakan PKI untuk melancarkan aksi Gerakan 30 September. Wow...

Nah, setelah kita lihat-lihat kawasan sekitaran Monumen Pancasila Sakti, yuk kita masuk ke Museum Pengkhianatan PKI. Wiihh...dari namanya, kita bisa membaca betapa Indonesia mengutuk aksi Gerakan 30 September yang dilancarkan tahun 1965 lalu. Ups, aku lupa nih. Yuk, masuk ke dalam!

 
Sebelum kita masuk, kita bisa membeli dulu buku panduan museum. Waktu aku ke sana sih, harganya Rp 5.000,-. Murah, ya?

Di dalam museum, kita akan disuguhi diorama aksi-aksi pengkhianatan PKI terhadap bangsa Indonesia. Di sini tersaji pula diorama perencanaan G 30 S / PKI, peristiwanya, sampai pada tahap pemberantasannya. 

Selain itu, kita disuguhi profil-profil 7 pahlawan revolusi, pakaian yang mereka kenakan saat terbunuh, dan hasil visum et repertum-nya. 

Pakaian dan hasil visum et repertum yang terpampang milik Kapten CZI Anumerta Pierre Tendean
Katanya dia ganteng bangeett... ^^
Sayang harus wafat di usia muda, ya?

 
Salah satu diorama di Museum Pengkhianatan PKI

Oh, ya! Bagi yang mau ke sana, silahkan saja ke Jl. Raya Pondok Gede, Jakarta Timur. Monumen dibuka setiap hari Selasa sampai Minggu, pukul 08.00 - 17.00 WIB.

2. Monumen Ade Irma Suryani

 
Hmm...aku ragu nih. Ada berapa banyak orang ya, yang masih mengenal sosok Ade Irma Suryani Nasution? Mungkin, dulu yang sekolah di tahun 70 atau 80'an masih kenal lewat tembang 'Ade Irma Suryani'. Tapi, generasi sekarang hampir tidak tahu siapa sih Ade Irma Suryani itu.

Nah, karena itulah aku memasukkan monumen ini sebagai objek yang perlu dikunjungi. Abisnya, anak perempuan manis yang meninggal saat berumur 5 tahun ini adalah bagian dari sejarah nasional kita. Dan, banyak dari generasi muda yang udah hampir nggak tahu siapa Ade Irma Suryani.

Oke, biar tahu siapa putri bungsu Pak Nas ini, kita simak ya ceritanya.

Ade Irma Suryani masih terkait dengan Gerakan 30 September. Ayahnya, Jenderal Abdul Haris Nasution (akrab disapa Pak Nas), merupakan target utama dalam G 30 S / PKI. Malam hari saat keluarga Pak Nas sedang lelap tertidur, pasukan Cakrabirawa (pasukan pengawal presiden jaman dulu) mendobrak masuk pintu rumah Pak Nas dan menembaki rumahnya. Pak Nas dan istrinya, Bu Johanna serta Ade Irma terbangun dari tidurnya. Bu Johanna segera membuka pintu kamar dengan perlahan untuk memeriksa siapa orang yang masuk dan mendobrak pintu rumahnya. "Cakrabirawa," begitu bisiknya kepada Pak Nas.

Scene cerita tentang Ade Irma ini aku ambil dari film 'Pengkhianatan G 30 S / PKI' ^^

Gimana nih, kelanjutannya? Yah, Bu Nas menitipkan Ade Irma kepada Mardiah, adik kandung Pak Nas, sementara beliau membantu Pak Nas melarikan diri. Bu Nas berpesan kepada Mardiah agar tidak membuka pintu kamar utama karena banyak pembunuh jahat. Tapi, karena penasaran tentunya, Mardiah membuka pintu itu sambil menggendong Ade Irma. Karena para pasukan Cakrabirawa gemes banget dari tadi mau dobrak pintu kamar utama nggak bisa-bisa, langsung saja memberondongkan senjatanya. Alhasil, 6 timah panas menembus Ade Irma Suryani, dan 2 menembus punggung tangan Mardiah.

Ade Irma sendiri akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 6 Oktober 1965 setelah sempat dirawat di Rumah Sakit KSAD Gatot Subroto.

1349043089329357673
Makam Ade Irma Suryani
Di bagian depan makam tertulis, 'Anak saja jang tertjinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ajahmu'

Nah, kompleks monumen sekaligus makam Ade Irma Suryani ini terletak di belakang Kantor Walikota Jakarta Selatan. Sayangnya, tempat ini benar-benar kurang terawat dan tidak banyak pengunjung yang datang. Padahal kan, letaknya masih di Jakarta, ibukota tercinta bangsa kita. Tapi, nggak banyak orang yang tahu. Hmm...

Makam Ade Irma ini sebelumnya berada di TPU Kebayoran Blok P, sebelum akhirnya digusur untuk pembangunan Kantor Walikota Jakarta Selatan pada tahun 1998. Makamnya merupakan satu-satunya makam yang masih tertinggal, sebelum akhirnya ditambah sebuah monumen pada tahun 2002.

Andai saja, tempat ini banyak dipromosikan publik. Pastinya anak-anak jaman sekarang mengenal sekilas sosok Ade Irma Suryani. :'(

Nah, gitu aja jalan-jalan kali ini. Capek nggak? Yah, aku capek ngetik ini nih! Udah dulu, ya! Aku janji akan secepatnya ngajak jalan-jalan lagi, deh!


Salam Hangat,
Anissa Antania Hanjani




NB: Foto dan artikel dikutip dari berbagai sumber

 
 

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar