Sabtu, 22 September 2012

Just Flashback (bagian 1)

Pagi ini segar sekali di Wisma UKSW, Salatiga. Aku baru aja mau ambil sarapan. Waktu aku ngelirik ke kelas, nampak Wisnu sarapan sendirian.

Aku sebenarnya mau sarapan di kamar, sih! Tapi mendadak aku kasihan aja ngliatin dia sarapan sendirian. Akhirnya aku mutusin nemenin dia sarapan.

"Met pagi," sapaku. "Kamu pagi ini lebih awal ya?"
"Iya."

Nah, meski resikonya aku harus menghadapi situasi di mana aku bingung mau ngomong apa, tapi nggak masalah. Setidaknya dia nggak sarapan sendiri pagi ini. Ya, meski ada satu resiko lagi yang harus kutanggung: temen-temen cewek ngeliatin aku dengan tatapan aneh.

Ya, suatu keberuntungan waktu Naufal datang dan duduk di sebelahku untuk sarapan. Tapi sungguh mengejutkan. Porsi makannya...really big! Aku banding-bandingin porsi makanku dengan dia. Dia mungkin 2 kali lipatnya porsi makanku kali, ya? Aku aja cuma makan nasi sama sayur. Lha dia?

"Hey, makan dari tadi nggak selesai." ujarnya padaku.
"Biariinnn...."

Aku melongo dan lupa sama makananku begitu ngelihat cara dia makan. Ampuunn...ini anak gila amat, ya? Cepet banget kalo makan! Hih, ngeri! Mama harus ngelihat ini biar nggak sering-sering negur aku karena cara makanku.

Dalam sekitar 5 menit Naufal sudah menghabiskan makanannya, sementara makananku sama sekali belum habis! Aku bener-bener melongo dibuatnya. Ini anak bener-bener nih...

"Makan lelet amat!" Dia menjitak kepalaku. Aku mengerucutkan bibirku.

Aku penasaran, nih! Aku juga punya kemampuan makan seperti dia (hadehh...). Kebetulan aku ini orang nomor 2 yang sering ngabisin stok makanan di rumahku. Aku musti nantangin dia, nih!

"Heh, gimana kalau nanti siang kita lomba makan?" tantangku begitu bertemu dengannya.
"Oke, siapa takut! Paling kamu yang kalah!" jawabnya.
"Hih, jangan ngeremehin dulu! Yakin aku 100% kalau kamu yang bakal kalah!"

* * *

Persiapan...

Aku dan Naufal lagi ngambil makan siang. Naufal protes begitu melihat porsi makanku yang terlalu sedikit menurutnya, sehingga aku terpaksa menambah lagi porsi makanku. Aku ngelus dada...nggak yakin bisa ngabisin makanan segini banyaknya.

Kami memutuskan untuk makan siang di kelas. Kami duduk bersebelahan. Aku melonggarkan ikat pinggang sejenak; tahu bahwa pastinya aku akan menyiksa diriku sendiri karena makan segini banyaknya.

"Siap...1...2...3...!!!"

Aku dan Naufal mulai menyantap porsi makan siang kami. Katrin geleng-geleng kepala melihatnya. Cara makanku kayaknya udah hampir sama dengan raksasa. Kerongkonganku tersiksa melakukan gerak peristaltik karena aku sama sekali nggak ngunyah makananku (maaf...). 

"Hey, kalian lagi ngapain?" tanya Hartono yang mengintip dari luar kelas. Tampak juga sohibnya, Ardan.
"Lomba makan! Mau ikutan nggak??"

Hartono kayaknya udah gimanaa...gitu ngelihatnya. Apalagi Ardan. Aku cuek aja ngelihat mereka kayak gitu dan tetap mempertahankan cara makanku.

"Anissa, semangat ya!" Dina memberiku semangat dari luar kelas.
"Yups, oke!"

Yah, meski udah diberi semangat begitu, pada akhirnya aku tetap KALAH! Aku nggak sanggup ngabisin makanan segini banyak. Aku berkali-kali melonggarkan ikat pinggangku karena sepertinya perutku akan membengkak karena makanku super begini (wah, musti diet lagi deh!).

* * *

"Eh, gimana tadi? Menang nggak?" tanya Dina begitu aku masuk kamar.
"Kalah! Telak malahan!" jawabku. Terdengar suara tawa dari tetangga sebelah begitu aku menjawab.

"Salahmu sendiri, sih! Ngapain nantangin Naufal? Udah tau dia makannya banyak..."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar